Sunday 22 May 2011

Prasasti Ebla Berusia 1500 Lebih Tua Dari Taurat Yang Mencatat Nama Para Nabi

Prasati Ebla ( Ebla Tablet) Berasal dari masa sekitar 2500 SM, prasasti Ebla memberikan keterangan teramat penting mengenai sejarah agama-agama. Sisi terpenting mengenai prasasti Ebla, yang ditemukan para ahli arkeologi pada tahun 1975 dan yang sejak itu telah menjadi pokok bahasan dari banyak penelitian dan perdebatan, adalah terdapatnya nama tiga orang nabi yang disebutkan dalam kitab-kitab suci.

prasasti ebla

Penemuan prasasti Ebla setelah ribuan tahun dan informasi yang dikandungnya sungguh sangat penting dari sudut pandang perannya dalam memperjelas letak geografis kaum- kaum yang disebutkan dalam Al Qur'an. Sekitar 2500 SM, Ebla adalah sebuah kerajaan yang meliputi suatu wilayah yang di dalamnya termasuk ibukota Syria, Damaskus, dan Turki bagian tenggara. 

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan dan ekonominya, namun setelah itu, sebagaimana yang menimpa banyak peradaban besar, menghilang dari panggung sejarah. Tampak dari catatan yang terawetkan tersebut bahwa Kerajaan Ebla merupakan pusat utama kebudayaan dan perdagangan masanya.(1) Penduduk Ebla memiliki sebuah peradaban yang membangun lembaga-lembaga arsip negara, mendirikan perpustakaan-perpustakaan dan mencatat aneka perjanjian perdagangan secara tertulis. 

Mereka bahkan memiliki bahasa mereka sendiri, yang disebut sebagai Eblaite. Sejarah Agama-Agama Zaman Dahulu Peran penting sesungguhnya Kerajaan Ebla, yang dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar bagi arkeologi klasik ketika pertama kali ditemukan di tahun 1975,mengemuka dengan ditemukannya sekitar 20.000 prasasti dan penggalan tulisan paku. Naskah ini empat kali lebih banyak daripada seluruh naskah bertulisan paku yang diketahui para arkeolog selama 3.000 tahun terakhir. 

Ketika bahasa yang digunakan dalam prasasti-prasasti tersebut diterjemahkan oleh seorang berkebangsaan Italia Giovanni Pettinato, penerjemah naskah-naskah kuno dari Universitas Roma, nilai penting prasasti tersebut semakin dipahami. Alhasil, penemuan Kerajaan Ebla dan kumpulan naskah negara yang luar biasa tersebut tidak hanya menarik perhatian di bidang arkeologi, tapi juga bagi kalangan agamawan. 

Hal ini dikarenakan selain nama-nama seperti Mikail (Mi-ka-il) dan Thalut (Sa-u-lum), yang berperang bersama Nabi Dawud, prasasti-prasasti ini juga menuliskan nama-nama nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci: Nabi Ibrahim (Ab-ra-mu), Nabi Dawud (Da-u-dum) dan Nabi Ismail (Ish-ma-il). (2) Sejarah Ebla dan prasasti Ebla yang ditemukan setelah 4.500 tahun sesungguhnya mengarahkan kepada satu kebenaran yang teramat penting: Allah telah mengirim utusan-utusan kepada penduduk Ebla, sebagaimana yang Dia lakukan ke setiap kaum, dan para utusan ini menyeru kaum mereka kepada agama yang benar.

Sebagian orang memeluk agama yang sampai kepada mereka sehingga mereka berada di jalan yang benar, sedangkan yang lain menentang risalah para nabi dan lebih memilih kehidupan yang nista. Tuhan, Penguasa langit dan bumi, dan segala sesuatu di antara keduanya, mewahyukan kenyataan ini dalam Al Qur'an: Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl, 16:36)

No comments:

Post a Comment