Thursday 7 July 2011

Asal Usul Suku Dayak

asal usul suku dayak

Selama ini kita mengenal bahwa penduduk asli pulau Kalimantan adalah Suku Dayak. Namun kebanyakan dari kita kurang mengetahui sejak kapan istilah Dayak mulai dipopulerkan oleh para penulis dari Barat.Mengenai istilah Dayak para penulis Barat masih menganggap istilah tersebut sebagau sebuah hipotesis, sehingga sebenarnya masih kabur. Penduduk asli pulau Kalimantan sendiri tidak menggunakan istilah tersebut.

Adapun beberapa hipotesa tentang istilah Dayak yang dikemukakan oleh penulis Barat adalah sebagai berikut :


a. Tahun 1757 J. A van Hohendorff pertama kali menggunakan istilah “orang-orang Dayak” untuk “orang-orang pegunungan liar” di dalam bukunya yang berjudul “Radicale Beschrijving van Banjermassing”

b. J. A Crawfurd menyatakan bahwa “Dyak” digunakan oleh orang-orang Melayu untuk menunjukan “ras liar” yang tinggal di Sumatra, Sulawesi dan terutama di Kalimantan. Hal ini ditulis di dalam bukunya yang berjudul “A Descriptive Dictionary of The Indian Islands and Adjacent Cauntries”.

c. P. J Veth mengungkapkan bahwa istilah Dayak adalah suatu nama kolektif untuk penduduk non-Islam di Kalimantan. Tetapi ia tidak berhasil menemukan kelompok khusus yang menggunakan nama “Dayak” itu. Ia menjelaskan bahwa nama Dayak selalu digunakan sebagai prefik bagi kelompok pribumi tertentu seperti : Dayak Pari, Dayak Riboen, Dayak Kantouw”. Hal ini ditulisnya di dalam bukunya yang berjudul “De Oorsprong van De Naam Dajak”.

d. M. T. H Perelaer menulis di dalam bukunya “Borneo van Zuid Naar Nord dan Ethnographische Beschrijving Der Dajaks, menyatakan bahwa tidak ada dimanapun di Kalimantan kata Dayak itu kecuali di daerah-daerah yang mempunyai kontak langsung dengan orang-orang Eropa. Ia juga menjelaskan bahwa kata Dajak (Dayak) adalah singkatan dari Dadajak (Dadayak) yang artinya “berjalan limbung”. Jadi nama Dayak adalah suatu istilah merendahkan dan dipopulerkan oleh orang-orang Eropa sendiri.

e. H. Scharer menyatakan istilah Dayak itu dari bahasa Melayu yang artinya penduduk asli, orang-orang Melayu pantai menggunakan istilah itu untuk menunjukan penduduk asli dari Kalimantan sebagai “backwoodsman”. Kini digunakan sebagai istilah kolektif untuk penduduk asli yang beragama Kristen dan Kaharingan dari Kalimantan. Hal ini ditulisnya di dalam buku “Ngaju Religion”.

Oleh karena kata Dayak mempunyai konotasi merendahkan, orang-orang Dayak berusaha untuk menghindarinya. Tetapi sekarang mereka telah menerima kata tersebut untuk menunjukan identititas kultural dan sosio-politik mereka. Tetapi mereka lebih menyukai menulis Daya dengan menghilangkan fonem “K”. Hal ini ditulis oleh Michail Coomas didalam bukunya “Manusia Daya, Dahulu. Sekarang dan Masa Depan.”

Tulisan ini dimaksudkan untuk menerangkan dan memberi informasi kepada para pembaca tentang penggunaan istilah Dayak oleh penulis-penulis Barat tanpa maksud menyudutkan suatu kelompok atau golongan, dengan harapan kita lebih menghargai penduduk asli dan dapat hidup berdampingan dengan damai.

No comments:

Post a Comment